Imunisasi polio (IPV) adalah proses vaksinasi terhadap virus yang tinggal di saluran pencernaan dan tenggorokan, yang dapat menyebabkan disabilitas dan kelumpuhan pada anak. Polio sendiri adalah penyakit infeksi disebabkan virus dan dengan manifestasi klinis disabilitas.
Penyakit ini sebenarnya sudah dieradikasi, tetapi kejadiannya masih ada. Untuk itu, proses pencegahan polio ini adalah dengan melakukan imunisasi dengan baik, teratur dan sesuai jadwal.
Cara pemberian Imunisasi Polio
Pada tahun 2000an, imunisasi polio ini diberikan dalam bentuk vaksin polio oral (OPV), yang mana memasukkan virus polio yang masih hidup. Meskipun vaksin virus ini sangat efektif melindungi terhadap polio, beberapa kasus polio pertahun justru disebabkan vaksin itu sendiri.
Sehingga setelah itu, pemberiannya diganti menjadi bentuk vaksin polio inaktif (IPV) dimana menggunakan kuman yang telah dimatikan atau dilemahkan sehingga virus tidak dapat menyebabkan penyakit polio. Pemberiannya sendiri, IPV diberikan berupa injeksi pada tangan atau kaki.
Kapan Pemberian Imunisasi Polio
Kebanyakan orang memperoleh vaksin polio ini ketika masa kanak-kanak. Pemberian vaksin IPV ini dapat dibarengi dengan pemberian vaksin lain. Anak harus divaksinasi setidaknya sebanyak 4 dosis pemberian IPV, dengan usia:
- Pemberian pertama : usia 2 bulan
- Pemberian kedua : usia 4 bulan
- Pemberian ketiga : usia 6-18 bulan
- Pemberian keempat : booster usia 4-6 tahun
Karena kebanyakan orang divaksinasi pada saat masih kecil, vaksinasi polio rutin tidak direkomendasikan pada anak lebih dari 18 tahun atau lebih tua. Tetapi terdapat orang dewasa yang berisiko terhadap kontak virus ini, sehingga membutuhkan vaksinasksi. Mereka adalah:
- Seseorang petugas laboratorium yang sering terpapar virus polio
- Petugas kesehatan baik dokter, bidan, perawat, farmasi yang kontak langsung dengan pasien terinfeksi polio
- Wisatawan yang berkunjung ke daerah lain dimana penyebaran polio masih terjadi
Jika anda termasuk ke dalam ketiga kelompok ini, anda harus melaporkan kepada petugas kesehatan untuk memperoleh vaksinasi polio. Jika anda belum pernah sama sekali vaksinasi ini, anda harus mendapat tiga dosis IPV:
- Dosis pertama diberikan kapan saja
- Dosis kedua diberikan 1-2 bulan setelah dosis pertama
- Dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah pemberian dosis kedua
Jika anda telah menerima suntikan dosis pertama atau kedua vaksinasi ini pada masa lalu, anda harus mendapatkan injeksi satu dosis sisanya atau dua dosis sekaligus. Ini tidak tergantung berapa lama anda menerima injeksi pertama atau injeksi sebelumnya.
Siapa yang tidak boleh diberikan Imunisasi Polio
Anda tidak boleh menerima dan diinjeksi vaksin polio jika mengalami :
- Ada alergi berat terhadap antibiotik, streptomycin, polymiksin B dan neomycin.
- Terdapat alergi berat terhadap pemberian vaksin polio sebelumnya.
Meskipun belum ada efek samping yang dilaporkan pada ibu hamil yang menerima vaksin ini, tetap seorang ibu hamil hendaknya menghindari pemberian vaksin ini ketika sedang mengandung janin.
Wanita hamil yang termasuk ketiga orang yang berisiko seperti yang telah kami sebutkan diatas, hendaknya konsultasi kepada dokter terkait pemberian vaksin ini. Seseorang dengan yang sedang sakit derajat sedang hingga berat, pemberiannya harus ditunda hingga kondisinya membaik sebelum diberikan vaksinasi ini.
Efek samping Imunisasi Polio
Beberapa orang yang mendapat vaksinasi ini terdapat efek samping ringan yang terjadi, seperti : bintil kemerahan dan luka kecil pada area injeksi. Pada prinsipnya vaksin ini sangat aman dan orang tidak memiliki masalah serius dengan pemberiannya.
Vaksin polio sama seperti obat pada khususnya, yang dapat berpotensi menyebabkan masalah serius seperti reaksi alergi berat. Namun reaksi alergi tersebut angka kejadiannya sangat kecil. Sehingga pemberiannya relatif aman. Terakhir pesan kami, anda tetap harus menerima imunisasi ini karena selain melindungi diri anda sendiri atau putra putri anda, juga akan melindungi masyarakat sekitar terkena virus polio. Demikian ulasan kami, semoga bermanfaat.