Striktur Uretra : Penyebab, Gejala hingga Pengobatan

Striktur uretra adalah penyakit penyempitan saluran uretra, sering terjadi pada laki-laki, disebabkan peradangan, trauma, infeksi yang menyebabkan retensi urin. Striktur urethra kongenital relatif jarang. Endoskopi dan pemeriksaan radiologi diperlukan. Pengobatan meliputi tindakan pembedahan. Prognosis penyakit baik.

Uretra adalah tabung saluran menghubungkan kandung kemih ke luar tubuh. Pada laki-laki uretra berawal dari ujung kandung kemih, kemudian memanjang berada di bawah corpus cavernosa dan memanjang sepanjang p3n1ss. Pada wanita panjangnya hanya sekitar 4 cm. baik pada laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki otot sphinter uretra. Spincter ini berfungsi membuka dan menutup urin, selama mekanisme miksi. Ketika spincter terbuka, maka urin dapat lewat dan dibuang keluar.

Striktur uretra adalah adanya fibrosis kronis dan penyempitan lumen uretra. Tergantung derajat keparahan, aliran urin dapat terefek atau tidak. Striktur ini sangat tergantung derajat fibrosis pada spongiosum. Bedanya dengan stenosis adalah, stenosis berupa penyempitan uretra posterior dengan kekurangan spongiosum. Uretra Pars Bulbaris paling sering yang menjadi striktur.

PENYEBAB STRIKTUR URETRA

Inflamasi di uretra dapat memicu skar, yang kemudian dapat memicu striktur dan penyempitan uretra. Trauma, infeksi, tumor, iatrogenik, transuretral surgery, dan pengobatan kanker prostat dapat memicu scar yang memicu striktur. Mekanisme penyempitan uratra tanpa pembentukan scar seperti pembesaran prostat juga dapat terjadi.

Baca juga :   Sindrom Banti : Kriteria hingga Pengobatan

Pada negara berkembang, paling sering disebakan idiopatik (41%), iatrogenik (35%). Iatrogenik dapat berhubungan dengan hipospadia. Selain itu trauma (36%) juga menjadi penyebab terbanyak. Penyebab skar dan penyempitan uretra:

  1. Trauma akibat kecelakaan dengan kerusakan uretra dan kandung kemih seperti straddle injury.
  2. Fraktur pelvis.
  3. Prosedur di uretra baik kateter dan cystoscopy.
  4. TURP transuretral resection Prostatectomy.
  5. Pembesaran prostat dan kanker uretra.
  6. Infeksi menular (STI/IMS).
  7. Prostatitis, hipospadia, malformasi congenital.
  8. Brachyterapi (radiasi ke prostat), peradangan seperti balanitis, phositis.

GEJALA STRIKTUR URETRA

Tanda dan gejala penyakit ini bisa tana gejala (asimptomatis) bisa juga terjadi retensi urin (tidak bisa miksi). Beberapa gejala dan komplikasi penyakit ini diantaranya:

  1. Kesulitan memulai miksi (hesitancy)
  2. Nyeri ketika miksi (disuria)
  3. Infeksi saluran kemih
  4. Retensi urin
  5. Kesulitan mengosongkan kandung kemih
  6. Penurunan pancaran urin
  7. Adanya darah di urin (hematuria)
  8. Inkontinensia urin, nyeri pelvis dan nanah dari uretra.
  9. Batu di kandung kemih.

PEMERIKSAAN STRIKTUR URETRA

Diagnosis didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan fisik. Ketika anamnesis dan pemeriksaan fisik, dievaluasi dan ditambah dengan urinalisis, kultur urin, dan kultrur uretra untuk melihat infeksi IMS seperti gonore dan clamidia. Pemeriksaan prostat terutama dengan antigen PSA sangat penting melihat tanda kanker prostat. Sebagai tambahan data, USG kandung kemih dilakukan. Endoskopi dapat dilakukan untuk identifikasi lokasi, panjang dari penyempitan striktur. Pemeriksaan penunjang:

  1. USG uretra
  2. Uretrogram retrograde
  3. Cystografi filling dan voiding
  4. Antegrade cystouretrogram
  5. Cystouretroscopy
  6. MRI dan CT scan
Baca juga :   Hati-hati Penularan Leptospirosis, Cegah Sejak Dini

PENGOBATAN STRIKTUR URETRA

Striktur tidak dapat hilang sendiri. Tindakan pembedahan diindikasikan bila : terdapat gangguan miksi berat, retensi urin, batu di kandung kemih, infeksi saluran kemih berulang, dan nyeri berat. Tatalaksana lainnya aalah:

  1. Dilatasi uretra
  2. Pemasangan stent uretra
  3. Rekonstruksi open uretra
  4. DVIU direct vision internal uretrotomy.

Dilatasi uretra menjadi teknik tersering. Tujuannya adalah melebarkan jaringan skar tanpa merusak mukosa uretra. Dokter akan melakukan dibawah anestesi lokal, dan bila ada penyulit bisa dilakukan dengan general anestesi. Batang tipis dimasukkan untuk melebarkan diameter uretra melalui lubang, tanpa menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada uretra. Kateter dilatasi ini dipasang selama 3 hari. Jangan lupa dimasukkan gel lubrikan dan gel anestesi.

DVIU (Direct Vision internal uretrotomy) adalah prosedur endoskopi dilakukan dengan anestesi general dimana dimasukkan tabung kecil dengan kamera (endoskop) ke uretra untuk memvisualisasi striktur. Selanjutnya dimasukkan pisau kecil melalui endoskop untuk memotong striktur dan membuka serta melebarkan uretra. Kateter folley dimasukkan beberapa hari hingga minggu setelah incisi sembuh. Komplikasi dari DVIU adalah perdarahan, nyeri, infeksi saluran kemih, dan striktur rekuren. Dilatasi uretral, uretroplasty dilakukan bila DVIU gagal.

Pemasangan Stent Uretral adalah prosedur endoskopik lainnya untuk mengobati striktur. Pada prosedur ini dimasukkan stent melalui endoskop ke area striktur. Stent ini akan menjaga patensi aliran urin. Komplikasi pemasangan stent adalah nyeri, perubahan posisi stent, malposisi stent, dan sumbatan stent.

Baca juga :   Menoragia (Perdarahan Banyak Mens) : Gejala hingga Pengobatan

Uretroplasty open surgery, adalah gold standard tatalaksana striktur. Terdapat dua jenis uretroplasti, yaitu tissue dan non tissue. Eksisi dan anastomosis primer uretroplasti adalah prosedur non tissue. Prosedur ini meliputi open surgical skar dan rekoneksi uretra. Prosedur ini baik untuk striktur < 2 cm di uretra, uretra bulbar. Keberhasilannya 90%. Uretroplasty Augmented adalah tissue transfer prosedur.

Referensi:
Ellsworth, PI. 2018. Urethral Stricture

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *