Perbedaan Delirium dan Demensia (Lengkap)

Cari Perbedaan8124 Views

Perbedaan delirium dan demensia dimana keduanya terjadi pada orang lansia dan penyakit ini bertanggung jawab terhadap fungsi kognitif pada kelompok pasien tertentu. Delirium dikenal sebagai organik psikosis atau keadaan konfusi toksik, yakni berupa gagal otak subakut atau akut dengan gangguan atensi yang disertai abnormalitas mood dan persepsi.

Demensia adalah sindrom klinis yang didefinisikan dengan adanya kehilangan fungsi mental, dan menyebabkan gangguan sosial dan pekerjaan, serta terjadi dalam kesadaran. Perbedaan kunci dari delirium dan demensia, adalah pada demensia tidak ada gangguan derajat kesadaran, sedangkan pada delirium terdapat gangguan kesadaran. Persamaan delirium dan demensia diantaranya, keduanya berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif dan orang tua (lansia) lebih sering terkena demensia dan delirium.

Perbedaan Delirium dan Demensia

  1. Apa itu Delirium

Delirium dikenal juga denga psikosis organik akut atau kondisi toksik confusional, didefinisikan sebagai gagal otak akut atau sub akut dengan gangguan atensi disertai abnormalitas persepsi dan mood. Faktor predisposisi dari delirium adalah: usia tua, kerusakan otak, gangguan tidur, gangguan sensoris, imobilisasi dan gangguan mendengar dan menglihat.

Penyebab delirium diantaranya : infeksi sistemik, gangguan metabolik seperti gagal jantung, gagal ginjal dan gagal liver. Selain itu, penyebab lain diantaranya : defisiensi vitamin thiamin dan vitamin B12, hipotiroid, sindrom cushing, epilepsi, efek samping obat antikonfulsan dan antimuskiranik, dan withdrawl alkohol.

Baca juga :   Perbedaan DNA dan RNA (Lengkap)

Kriteria diagnosis dari delirium, diantaranya : gangguan kesadaran, perubahan kognisi dan justifikasi, berkembangnya gejala dalam waktu pendek (jam hingga harian), dan fluktuasi selama seharian.

Pengobatan dari delirium, pasien ditempatkan di tempat yang dia tidak dapat keluar. Penyebab yang mendasari harus dioati. Status nutrisi pasien harus diperbaiki. Berbagai pengobatan sekarang harus dirwview. Haloperidol telah terbuktu secara efektif untuk memanagemen delirium berat. Penggunaan benzodiazepin tidak disarankan karena dapat memanjangkan periode confusi.

  1. Apa itu Demesia

Demensia adalah sindrom klinis yang didefinisikan debagai kehilangan fungsi mental, gangguan sosial dan okupasional, dan penurunan kesadaran. Demensia sering irreversibel dan menjadi kondisi progresif.

Penyebab demensia, diantaranya penyakit degeneratif seperti penyakit alzeimer, lesi vaskuler, penyakit metabolik seperti uremia, toksisitas logam dan alkohol, trauma, defisiensi vitamin B12 dan thiamin, HIV, hipotiroid dan hipoparatiroid dan penyakit psikiatri.

Pemeriksaan berdasarkan riwayat dan stigma yang berkaitan dengan kondisi ini. MMSE dan pemeriksaan Adden brooke cognitif dilakukan untuk menilai status kesehatan mental pasien. Pemeriksaan penunjang lain diantaranya : Darah rutin, urea, elektrolit, glukosa, serum kalsium, HIV serologi, FBC, ESR, CT-scan, MRI brain scan, dan biopsi otak.

Pengobatan pada kebanyakan kasus, demensia penyebabnya tidak teridentifikasi. Hanya tatalaksana suportif. Cholinesterase inhibitor dan memantine diresepkan. Terdapat hubungan antara depresi dan demensia, sehingga antidepresan dapat diberikan ketika depresi terjadi.

Baca juga :   Perbedaan Splinting dan Casting pada Tatalaksana Patah Tulang

Kunci Perbedaan Delirium dan Demensia

Delirium Demensia
Terjadi gangguan kesadaran Tidak terdapat gangguan kesadaran
Gejala dalam periode singkat Gejala onset progresif, bertahun-tahun
Disebabkan infeksi sistemik Disebabkan kondisi degeneratif
Pengobatan dengan haloperidol untuk delirium berat. Cholinesterase inhibitor dan memantine dapat diresepkan tetapi masih kontroversional. Antidepresan dapat diberikan juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *