Faktor Risiko Osteomalasia, Penyakit Tulang Lunak dan Rapuh

Osteomalacia - Osteomalasia

Kekurangan vitamin D akan meningkatkan faktor risiko osteomalasia, yaitu kondisi ketika tulang menjadi lunak. Keadaan ini akan semakin parah apabila penderitanya juga kekurangan kalsium maupun fosfor yang dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang.

Meskipun terjadi akibat kekurangan vitamin D seperti penyakit rakitis, nyatanya osteomalasia memiliki perbedaan dengan penyakit tersebut. Tidak seperti rakitis pada anak-anak yang struktur tulangnya masih mengalami proses pertumbuhan1Minisola S. 2020. Osteomalacia and Vitamin D Status: A Clinical Update 2020. JBMR Plus . 2020 Dec 21;5(1):e10447. doi: 10.1002/jbm4.10447. eCollection 2021 Jan..

Osteomalasia terjadi pada orang dewasa yang tulangnya sudah tidak lagi berkembang. Kondisi osteomalasia pada awalnya tidak menunjukkan gejala, tapi seiring waktu penderita akan mengalami berbagai keluhan. Untuk tahu lebih banyak mengenai penyakit tulang lunak dan rapuh, berikut informasinya.

Mengenal Apa itu Penyakit Osteomalasia

Orang dewasa memiliki faktor risiko osteomalasia lebih tinggi karena tulang tidak lagi mengalami perkembangan. Terutama ketika kurang mengonsumsi vitamin D dan kalsium, serta hanya mendapatkan sedikit paparan sinar matahari.

  • Sebab osteomalasia merupakan kelainan pada tulang yang mirip osteoporosis. Perbedaannya, jika osteoporosis hanya menyebabkan kerapuhan tulang, osteomalasia menyebabkan tulang menjadi lebih lunak sehingga mudah patah.
  • Karena lunak dan lebih rapuh membuat bagian yang merupakan penyangga tubuh manusia ini bisa mengalami bengkok hingga patah. Oleh sebab itu, penderita penyakit ini harus mengonsumsi suplemen mengandung vitamin D, fosfor serta kalsium.
  • Selain itu, untuk mengurangi faktor risiko osteomalasia penderita juga harus mendapatkan asupan sinar matahari yang cukup setiap harinya. Menghindari pekerjaan berat atau kegiatan yang membebani tulang agar menurunkan risiko terjadinya patah maupun bengkok.
  • Selain sering disamakan dengan osteoporosis, penyakit tulang lunak dan rapuh ini juga sering disamakan dengan rakitis. Padahal keduanya berbeda, rakitis biasanya menyerang anak-anak dan dewasa, tapi osteomalasia umumnya hanya terjadi pada orang dewasa.
Baca juga :   CTEV pada Bayi (Kaki Pengkor): Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Pada umumnya, penyakit ini bisa diobati, tapi akan memakan waktu serta proses pengobatan panjang untuk meredakan gejalanya. Biasanya, dokter akan melakukan diagnosis terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab, kemudian baru menentukan cara pengobatan paling tepat2Zimmerman L. 2022. Osteomalacia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. 2022 Apr 28.

Penyebab dan Faktor risiko Osteomalasia

Penyebab utama kelainan yang menyebabkan tulang lunak dan rapuh adalah tubuh kekurangan beberapa mineral, seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D. Akan tetapi, dalam kasus osteomalasia, penyebab lainnya adalah:

  1. Menjalani diet yang kurang tepat sehingga mengalami defisiensi vitamin D.
  2. Kurang mendapatkan paparan sinar matahari.
  3. Mengalami malabsorpsi yaitu kurangnya kemampuan usus kecil dalam menyerap nutrisi. Kondisi ini dapat terjadi karena penyakit gangguan usus kecil, bypass lambung, atau penyakit kandung empedu.
  4. Mengalami gangguan ginjal atau hati.
  5. Gangguan absorpsi disebabkan pemakaian antasida kronik.
  6. Efek samping obat-obatan tertentu.

Ketika seseorang sudah memiliki gejala dan faktor risiko osteomalasia, maka akan memunculkan beberapa gejala seperti:

  1. Tanda awal seperti otot menjadi mudah letih dan lemah, ini menunjukkan adanya defisiensi vitamin D pada tubuh.
  2. Perasaan nyeri ringan pada tulang yang kemudian bertambah ketika melakukan aktivitas tertentu. Rasa nyeri bisa bertambah seiring berkembangnya penyakit, utamanya terasa pada panggul, tulang panjang pada ekstremitas, spina, dan iga.
  3. Kesulitan melakukan pergantian posisi dari berbaring ke duduk maupun duduk ke berdiri.
  4. Perubahan gaya berjalan yang terlihat mulai bergoyang. Hal ini terjadi akibat kelemahan otot serta nyeri.
  5. Terjadi kifosis dorsal apabila sudah berkembang ke tahap parah.
  6. Mengalami fraktur patologis, yaitu patah atau bengkok pada tulang.
Baca juga :   Penyakit Blount (Tibia Vara) pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Jika sudah mengalami gejala-gejala awal sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter atau rumah sakit terdekat. Sebab apabila tidak diobati bisa menyebabkan komplikasi penyakit, terutama dapat mengakibatkan patah tulang di bagian rusuk, belakang, maupun kaki3McKeon B. 2022. Osteomalacia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan..

Cara Pengobatan Osteomalasia yang Perlu Diketahui

Karena faktor risiko osteomalasia tinggi disebabkan kekurangan vitamin D, maka langkah pengobatan yang paling utama adalah pemberian asupan vitamin D dalam dosis besar selama 4-6 minggu.

  • Setiap minggunya Vitamin D diberikan dosis 200.000 IU dan harus dilakukan rutin.
  • Setelah 6 minggu, dosis diturunkan menjadi 1600 IU setiap harinya dan diberikan selama 4-6 bulan. Atau selama periode tersebut harus mengonsumsi sebanyak 200.000 IU.
  • Tidak cukup hanya mendapatkan asupan vitamin D rutin, penderita juga harus melakukan perubahan atau memperbaiki gaya hidup. Misalnya dengan memperbanyak asupan sayuran, buah, tahu, tempe, ikan, daging, maupun yogurt yang kaya kalsium.
  • Konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu juga sangat dianjurkan karena kandungan kalsium yang kaya dalam makanan tersebut.

Untuk memperkecil faktor risiko osteomalasia dan menurunkan gejalanya, penderita juga mengonsumsi beberapa obat-obatan, terutama suplemen dengan kandungan kalsium serta fosfor.

Penderita juga disarankan untuk berjemur pada pagi dan sore hari, sekitar pukul 7 hingga 9 pagi, serta sore pukul 16 hingga 17. Berjemur minimal 15 menit hingga 30 menit setiap harinya, bisa sambil berolahraga seperti jalan santai maupun senam.

Baca juga :   Kenali Beberapa Tanda dan Gejala Batu Ginjal Berikut Ini

Ketika penderita sudah mengalami komplikasi, misalnya hingga menderita deformitas ortopedik persisten, maka disarankan menggunakan brace atau korset. Jika sudah dalam tahap parah, maka akan disarankan mengikuti prosedur pembedahan.

Setiap orang memiliki kemungkinan mengalami kelainan pada tulang, terutama jika sudah ada faktor keturunan. Oleh sebab itu, selalu menjaga kesehatan dan menggunakan pola hidup sehat harus dilakukan semenjak dini.

Terutama mencukupi asupan kalsium, fosfor, dan vitamin D serta memastikan tubuh mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup setiap harinya. Dengan cara ini dapat meminimalkan faktor risiko osteomalasia.

Referensi

  • 1
    Minisola S. 2020. Osteomalacia and Vitamin D Status: A Clinical Update 2020. JBMR Plus . 2020 Dec 21;5(1):e10447. doi: 10.1002/jbm4.10447. eCollection 2021 Jan.
  • 2
    Zimmerman L. 2022. Osteomalacia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. 2022 Apr 28
  • 3
    McKeon B. 2022. Osteomalacia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *