Feses berwarna Hijau, apa arti dan sebabnya?

PUP Hijau pada Bayi dan Balita

Anak dan Mommy1755 Views

Feses berwarna hijau sering terjadi pada anak-anak baik usia infant, bayi dan balita. Sebagai orang tua, hal ini sangat menjadi perhatian khusus, apakah fesesnya normal atau tidak. Perubahan tekstur, kuantitas, dan warna dapat berguna untuk memonitor status kesehatan anak, dan nutrisi sehingga anda sebaiknya dicatat. 

Adanya perubahan warna yang tidak seperti biasa misal biasanya kuning dan menjadi hijau atau sebaliknya, tentu akan menjadi pertanda ada yang tidak beres dalam pencernaan anak. Adanya peran bilirubin yang berkonversi menjadi stercobilin dapat mempengaruhi warna feses.

Penyebab feses berwarna Hijau pada Bayi

Sangat jarang orang tua tidak sadar bahwa perubahan feses anak yang berbeda warna, pada pempes nya. ketika bayi baru berusia beberapa hari, feses berubah dari hitam pekat yang disebut mekonium, menjadi kehijauan seperti tinta dan cenderung mulai ada ampasnya. Pada transisi ini, merupakan proses yang normal dan bersifat fisiologis.

ketika anak berusia balita, kemudian terjadi perubahan warna dan tekstur fesesnya, dan seringnya disertai perubahan peristaltik usus, menunjukkan adanya kelainan. Bayi mendapat susu formula yang mengandung zat besi, akan cenderung membuat feses menjadi hijau kehitaman. Hal ini dapat hilang bila anda mengganti susu formula. 

Ketika sedang ASI eksklusif, feses bayi akan cenderung berwarna kuning, karena kandungan lemak pada ASI. Secara umum, penyebab lain yang menjadikan feses anak hijau adalah:

  • Apa yang dikonsumsi Bayi

Jika anak sudah berusia 6 bulan ke atas, maka akan cenderung mulai MPASI yakni sayur-sayuran sebagai makanan pengganti ASI. Konsumsi sayur hijau seperti bayam, sawi, kangkung dan lainnya, akan membuat perubahan feses pada bayi menjadi hijau.

  • Anak sedang sakit

jika perut, lambung atau usus bayi mengalami infeksi, akan mempengaruhi warna dan konsistensi fesesnya. Kejadian ini akan memicu terjadinya diare. Pada diare, perubahan warna feses di catat, warnanya apa, konsistensinya seperti apa, air, lendir, apa bagaimana. Kemudian diperhatikan tanda dehidrasi. Ketika anak mulai dehidrasi ditandai dengan air mata tidak keluar, mata cowong, ubun-ubun cekung, turgor lipatan kulit hilang, lemas, maka anda wajib membawa anak anda ke instalasi kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan rehidrasi.

  • Anak atau Bayi alergi terhadap makanan atau Susu formula

Feses menjadi hijau dan berlendir berkaitan dengan alergi dan sensitivitas terhadap diet meskipun kejadian ini relatif jarang. Selain makanan dan susu, alergi obat juga dapat memicu feses berlendir dan berwarna hijau. Penting sekali kita peka terhadap respon anak setelah kita beri makanan, terutama ketika anak berusia 6 bulan ke atas.

  • Ketidakseimbangan Foremilk dan Hindmilk

Foremilk ibarat minum nya bayi, sedangkan hindmilk ibarat makanan bayi ASI ekslusif. Foremilk lebih bening didapat dari awal-awal menyusui, rendah lemak, dan tinggi laktosa sedangkan hindmilk lebih kental, dan lebih creamy serta mengandung banyak lemak.

Baca juga :   Sirup Paracetamol yang Aman Bagi Anak

Ketika anak mengkonsumsi lebih banyak foremilk yang notabennya banyak mengandung laktosa, maka akan dicerna lebih cepat dan menyebabkan feses hijau dan encer. Feses hijau juga berkaitan dengan ketidakseimbangan bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi pada tubuh anak.

Feses berwarna hijau pada Balita dan Anak Besar

Pada usia balita, feses dapat berwarna hijau berkaitan dengan beberapa yang mereka makan. Obat dan suplementasi zat besi dapat menjadi penyebab tersering. Penyebab lainnya, yakni pewarna makanan yang terkandung pada bayam, dan anak sedang diare infeksi pada saluran pencernaannya.

Take Home Message

Perubahan feses menjadi hijau sering diiringi dengan diare. Perlu menjadi perhatian khusus, bila anak diare, maka wajib dinilai tingkat dehidrasinya. Apabila ragu, segera periksa ke doker terdekat anda. Kenali tanda dehirasi pada anak, seperti lemas, mata cowong, turgor perut menurun, ubun-ubun cekung, anak rewel, pipis sedikit, bahkan air mata keluar sedikit ketika menangis.

Oleh. dr. Wiwid Santiko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *